Bagaimana Tanggapan Warga Dayak dengan Ibu Kota Negara Baru?
Heartline Coffee Morning yang membahas “Setujukah dengan Perpindahan Ibukota Negara?” menghubungi beberapa warga Dayak Kalimantan Timur untuk mengetahui pandangan orang lokal. Merka adalah Ibu Theresia Hosana dan Bapak Gideon.
“Mohon kita dilibatkan sebagai pelaku, bukan hanya penonton, karena masyarakat Kaltim juga cerdas dan pintar. Tolong dilibatkan di sektor pemerintah dan swastanya.” Usul Theresia melalui sambungan telpon.
“Kami juga ingin berpartisipasi dan membangun Ibukota Negara di sini.”
Nada yang sama juga disampaikan oleh Pak Gideon, agar pemerintah memberi kesempatan yang sama dengan putra-putri daerah. “Takutnya kita orang daerah, karena tidak diperhatikan malah terkesampingkan.” Harapan Gideon adalah adanya pemerataan kesempatan berkarir masuk di pemerintahan, karena orang daerah tidak kalah kompetensinya kalau diberi kesempatan.
Theresia juga mengusulkan agar budaya masyarakat setempat tidak punah dengan adanya derap modernisasi dan globalisasi di Kalimantan Timur, “Seperti tarian dan ukiran Dayak Kutai, Banjar, tetap berkibar jangan sampai punah oleh era globalsasi.”
Berikut Link untuk mendengarkan wawancara seluruhnya: