Cantik Sekejap, Mungkinkah?
Sebuah buku berjudul “Bukan Pesulap Estetika” karya Kennedy Jennifer Dhillon menceritakan perjalanan treatment kulitnya bersama dr. Abraham Arimuko Sp.KK, MARS, FINS DV, FAADV, MH. Bagi dokter Abraham, tugas seorang dokter adalah menyampaikan informasi kepada pasien dengan jujur dan tidak beriklan. Ia menambahkan bahwa cantik itu bukan melulu kulit yang putih, tetapi bagaimana merawatnya dengan tepat. Jangan sampai kulit terlihat bagus di luar namun mengorbankan kesehatan.
Kennedy mengaku dulu dirinya sangat tertekan secara mental karena kondisi kulit wajahnya yang memburuk akibat mendapatkan treatment yang salah dari ahli medis sebelumnya yang ia datangi. Menanggapi keluhan Ken, dokter Abraham berpendapat bahwa seorang dokter tidak melakukan tindakan yang hasilnya tidak pasti bagi pasien. Sebelum melangsungkan treatment, dokter harus menjelaskan apa yang mungkin terjadi, termasuk ketidaknyamanan yang bisa saja dirasakan pasien dalam proses dan hasil treatment tersebut.
Industri kecantikan telah menanamkan stigma bahwa cantik adalah seputar kulit putih dan wajah tirus. Stigma tersebut membuat banyak pasien yang datang ke dokter Abraham untuk melakukan perubahan pada tampilan dirinya. Akibat stigma tersebut, pasien cenderung merasa tidak nyaman dengan diri sendiri karena membandingkan dirinya dengan tren kecantikan terkini.
Jadi, apakah benar menjadi cantik semudah bersulap? Atau perlu melalui proses tertentu? Cari tahu jawabannya di video berikut, ya! [JAW_HL]
Ikuti media sosial Radio Heartline FM Tangerang: