Cape Town: Anugerah dan Malapetaka
Setelah terbang kurang lebih 20 jam melintasi Samudera Hindia, saya akhirnya mendarat di Cape Town, Afrika Selatan, dimana sebelumnya harus transit di Changi, Singapura dan Kota Johannesburg, Afsel. Meski melelahkan, tetapi Ketika menginjak Cape Town, rasa lelah itu hilang. Kota ini begitu cantik dan mempesona, berdiri di hamparan lereng Gunung Meja (Table Mountain) – karena bentuknya seperti meja, dan ditepian Samudera Pasifik, serta pertemuan dengan Samudera Hindia. Cahaya matahari sepertinya terik tetapi udaranya khas pegunungan, sehingga sangat nyaman terasa di tubuh. Saya menginap di Hotel yang terletak dalam jepitan Gunung Meja dan Samudera Pasifik, dengan hamparan bangunan-bangunan berarsitektur ala Eropa, tertata dengan rapi di sepanjang jalan dengan dominasi cat putih.
Tapi di balik keindahan Cape Town sebagai Mother City of South Africa, dalam sejarahnya tersimpan kekejaman yang tiada tara di kota ini. Anugerah kecantikan pulau ini nampaknya membawa celaka bagi penghuninya. Penjajah Negeri Eropa, seperti Belanda dan Inggris bergantian mengeksploitasi wilayah ini, selain sebagai Pelabuhan transisi sebelum menuju ke India. Tambang-tambang emas ditemukan dan penindasan yang keji dilakukan. Dan begitu kuatnya cengkeraman penjajahan pada waktu itu, muncullah kebijakan apartheid, yakni kebijakan politik untuk memisahkan orang kulit hitam dan kulit putih. Kebijakan ini telah menyiksa penduduk asli hingga tokoh-tokoh sekaliber Nelson Mandela pun dihukum seumur hidup. Dan selama 27 tahun menghabiskan waktunya dalam penjara yang brutal, salah satunya di sel penjara ukuran kecil tanpa tempat tidur di Pulau Robben dengan kerja paksa di sebuah tambang.
Seperti halnya Cape Town yang cantik namun kecantikannya membawa celaka, demikian juga dalam hidup kita. Tuhan seringkali menganugerahkan sesuatu yang baik ke dalam hidup kita, seperti kekayaan, ketampanan atau kecantikan, popularitas, kesabaran, kedisiplinan, kerja keras dan masih banyak lagi. Namun, kalau kita sadari, Tuhan juga menaruh sebuah ujian di setiap anugerah itu dan bisa membuat kita jatuh dalam penjajahan Iblis. Karena kekayaan, keunggulan dan kompetensi yang kita miliki, kita jatuh dalam kesombongan, egois, mengejar keuntungan sendiri, merendahkan orang lain, tidak peka dan acuh tak acuh. Tuhan memberikan anugerah-Nya, sekaligus menaruh ujian-Nya bersama-sama, agar kita belajar bahwa segala sesuatu berasal dari Tuhan dan Kembali kepada Tuhan.
Setiap anugerah bisa menjadi malapetaka saat kita membiarkan Iblis menjajah hati kita.
Ikuti media sosial Radio Heartline FM Tangerang: