18 August 2021

Di Balik Baju Adat Jokowi!

Heartline Coffee Morning, edisi Rabu (18/8) menghadirkan perbincangan tentang tradisi baju adat yang selalu dipakai Jokowi di acara kenegaraan dalam paket perayaan kemerdekaan Republik Indonesia dari tahun ke tahun.

Kalau ngomongin tentang baju, ada ungkapan menarik dari Ralp Laureen, seorang desainer baju terkenal dari Amerika. Suatu kali dia mengatakan begini: “I don’t design clothes. I design dreams!” – Saya tidak sedang mendesain sebuah baju. Saya sedang mendesain sebuah mimpi! Ungkapan ini ada benarnya. Coba bayangkan, saat seseorang memakai baju bukankah mereka berfantasi tentang bagaimana mereka akan nampak terlihat di mata orang lain. Baju benar-benar bukan sekedar selembar kain tetapi telah berubah menjadi sebuah fantasi, imajinasi. Sebuah impian!

Seorang novelis menulis: “Baju adalah cara Anda mengkomunikasikan siapa diri Anda tanpa harus Anda mengatakan siapa diri Anda.” Jadi, meskipun baju adalah urusan luar tetapi sesungguhnya terkait dengan sesuatu di dalam. Di dalam balutan baju, ada nilai-nilai yang hendak dikomunikasikan, ada spirit yang hendak disampaikan, ada energi yang mau ditularkan.

Bicara tentang baju, akhir-akhir ini jagad media kita memang sedang asyik berdiskusi tentang baju adat. Pemicunya adalah karena kehadiran Presiden Jokowi yang senantiasa memakai baju adat menjelang hari kemerdekaan yakni saat memberikan pidato kenegaraan di depan sidang tahunan MPR / DPR dan pada saat perayaan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia di Istana Merdeka. Memang baru di era presiden Jokowi sepertinya baju adat dijadikan dress code dalam acara-acara kenegaraan khususnya menjelang hari dan dalam perayaan kemerdekaan. Dan sebagai anak bangsa, kita tentu bangga saat para pemimpin kita memberi keteladanan untuk mencintai budaya kita sendiri yang begitu beragam minimal dengan dimulai dari baju.

Kalau kita menoleh ke belakang, maka ada beberapa baju adat yang sudah dipakai oleh Presiden Jokowi saat menghadiri sidang tahunan:

Pertama, Pakaian adat Bugis. Pada 2017, saat menyampaikan pidato kenegaraan di DPR, Jokowi menggunakan busana adat Bugis lengkap dengan dengan songkok warna emas yang disebut songkok Ta Bone (songkok orang Bone). Tidak hanya itu Jusuf Kalla, Wakil Presiden kala itu juga menggunakan pakaian adat Jawa. Lengkap dengan blangkon.

Kedua, Pakaian adat Sasak. Pada tahun 2019, dalam pidato kenegaraan, Presiden Jokowi mengenakan pakaian adat Sasak, Nusa Tenggara Barat, berwarna emas lengkap dengan penutup kepala dan keris. Sedangkan JK, saat itu mengenakan baju adat Bugis.

Ketiga, Pakaian adat Sabu. Pada tahun 2020, Presiden Jokowi mengenakan pakaian adat Sabu asal Nusa Tenggara Timur. Pakaian adat ini berwarna corak emas yang terdapat pada topi, kain tenun menyilang di dada, sarung dan ikat pinggang. Sedangkan Wakil Presiden Ma’ruf Amin hanya mengenakan jas hitam.

Keempat, Pakaian adat Baduy. Dalam sidang tahun 2021 ini, Jokowi terlihat menggunakan pakain berwarna hitam, khas pakaian adat Baduy. Jokowi juga terlihat menggunakan ikat kepala yang biasa disebut telekung berwarna biru beserta tas koja. Sementara Ma’ruf menggunakan perpaduan jas dan celana hitam dengan kain sarung tenun warna merah bercorak khas Mandar, yang digunakan sebagai ikat pinggang. Penampilannya dilengkapi dengan penutup kepala yang disebut songkok tabone.

Semoga dengan keteladanan para pemimpin untuk mau mengenakan baju-baju adat ini akan menjadi salah satu cara kita untuk memiliki kedaulatan dalam budaya dan juga menggerakkan roda ekonomi kreatif masyarakat. (JM)

Ikuti media sosial Radio Heartline FM Tangerang: