Ibukota Negara Segera Pindah! Setuju?
Kemarin Presiden Jokowi ditemani oleh Menteri Pertahanan Prabowo Subianto berkunjung ke Kalimantan Timur dan sempat meninjau lokasi sodetan pembangunan Ibukota Negara yang Baru di Kalimantan Timur. Dalam kesempatan itu, Prabowo Subianto yang sebelumnya menjadi rival politik Presiden Jokowi, setuju dan mendukung langkah pemerintah untuk memindahkan ibukota negara.
Setujukah Anda kalau Ibukota negara harus segera pindah!
Jakarta memang tak sanggup lagi menjadi kota masa depan. Jakarta sudah tidak sanggup lagi menerima beban pembangunan! Kita jadi ingat pernyataan presiden Amerika Serikat, Joe Biden, mengenai kemungkinan Jakarta akan tenggelam 10 tahun lagi beberapa waktu lalu. Dalam pidatonya di Kantor Direktur Intelijen Nasional, Biden mengingatkan kembali mengenai perubahan iklim dan pemanasan global yang bisa saja mengubah doktrin strategis nasional. Selain memaparkan ancaman karena pemanasan global yang terjadi, Biden menyentil kondisi kota Jakarta yang berpotensi tenggelam 10 tahun ke depan. Biden mengatakan bahwa Apa yang terjadi di Indonesia jika perkiraannya benar, dalam 10 tahun ke depan Jakarta akan tenggelam. Karena itu pemerintah harus memindahkan ibu kotanya.
Beberapa bulan sebelumnya, laporan Fitch Solutions Country Risk & Industry Research memprediksi wilayah utara Jakarta dapat tenggelam secara menyeluruh pada tahun 2050 jika tidak ada intervensi lebih lanjut dari pemerintah.
Adapun faktor utama yang bisa memicu tenggelamnya Jakarta adalah terjadinya penurunan tanah secara terus menerus. Laporan dari Kelompok Riset Geodesi, Institut Teknologi Bandung (ITB), HZ Abidin, H Andreas, I Gumilar, dan IRR Wibowo tahun 2015 mengungkapkan, umumnya penurunan tanah di Jakarta memiliki variasi spasial dan temporal, dengan tarif tipikal antara 3 hingga 10 centimeter tiap tahunnya.
Organisasi ini melaporkan bahwa faktor dominan yang mengakibatkan penurunan muka tanah di Jakarta adalah pengambilan air tanah yang berlebihan. Faktor lain yang berpengaruh pada penurunan tanah ialah aktivitas tektonik, konsolidasi alami tanah alluvium, serta beban infrastruktur dan konstruksi. Namun, aktivitas tektonik bukanlah faktor pemicu yang dominan di Jakarta. Dampak penurunan tanah di Jakarta dapat dilihat dari retaknya bangunan dan infrastruktur, “tenggelamnya” rumah dan bangunan, dan perubahan sungai kanal dan sistem aliran drainase. Kemudian perluasan pesisir yang lebih luas dan/atau daerah banjir pedalaman, tidak berfungsinya sistem drainase, dan peningkatan intrusi air laut pedalaman.
Pada tahun 2010 silam, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) sudah mengingatkan gabungan kenaikan permukaan laut dan penurunan permukaan tanah bakal membuat risiko Jakarta tenggelam makin tinggi. Peneliti Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI Robert Delinom mengungkapkan, gabungan gabungan kenaikan permukaan laut dan penurunan permukaan tanah dapat menyebabkan daerah yang tenggelam menjadi lebih luas.
Faktor lain yang ikut mendukung penurunan permukaan tanah adalah penambahan bangunan dalam skala masif yang terjadi setiap tahun. Bangunan-bangunan untuk kepentingan industri, perkantoran, perumahan menyebabkan daerah resapan air semakin menipis. Hal itu harus ditata ulang oleh pemerintah.
Jakarta, oh Jakarta – Setujukah Anda ibukota negara segera dipindahkan?
[soundcloud id=’1112829202′ artwork=’true’ mini=’false’]