Perempuan Jadi Agen Terorisme? Semua Tren Baru…?
Serangan teroris terakhir di Makasar, Sulawesi Selatan, dan di Markas Besar Kepolisian Indonesia, melibatkan seorang perempuan muda. Hal ini memunculkan tren baru, mengingat sebelumnya aksi-aksi terorisme kerap dilakukan oleh kaum Adam. Ada apa gerangan?
Menurut Ketua STIA Maulana Yusuf, Banten, Dr. Naniek Afrilla Framanik, S.Sos., M.Si. saat ini masyarakat Indonesia tengah memasuki era paradigma kritis. Era ini dicirikan oleh maraknya kelompok atau pribadi yang lahir dari idealism, egoism, kelompok minoritas dan marjinal (yang terpinggirkan dan diberi label-label negatif). Mereka inilah, yang menurut Naniek, saat ini ingin dianggap eksis oleh pemerintah.
Lalu apa hubungannya dengan tren keterlibatan kaum perempuan dalam aksi terorisme? Apakah karena kaum perempuan juga ingin dianggap eksis dalam aksi kekerasan semacam itu?
Simak selengkapnya perbincangan konstruktif dalam program “Sketsa Keluarga Indonesia” dengan tema “Perempuan Jadi Agen Terorisme?” Perbincangan ini melibatkan pegiat Pancasila R.P.S. Aji Waskita, Ketua STIA Maulana Yusuf, Banten, Dr. Naniek Afrilla Framanik, S.Sos, M.Si, dan Ikatan Keluarga Alumni Lemhannas Komprov Banten, Bidang Organisasi dan Pembinaan Daerah, Nyi Mas Diane, W. S.Psi.
Sila berkomentar di kolom komentar Kanal YouTube Heartline Network dan bagikan kepada sanak keluarga serta handai taulan, bila konten ini bermanfaat dan mencerahkan… Salam Pancasila!
Ikuti media sosial Radio Heartline FM Tangerang: