20 March 2023

PPI Dunia Ingin Bentuk Wadah Alumni Pelajar Luar Negeri

JAKARTA, — Perhimpunan Pelajar Indonesia Dunia (PPID) berinisiasi mengadakan sarasehan alumni di bulan April dan Mei 2023 mendatang. Tujuannya, membangun konektivitas bersama serta mengikat kembali simpul silaturahmi alumni pelajar Indonesia yang pernah berkuliah di luar negeri.

Demikian diungkap Koordinator PPI Dunia Achyar Alrasyid disela-sela pertemuannya bersama para pimpinan perkumpulan alumni pelajar luar negeri di Jakarta, Kamis 16 Maret kemarin.

“Sudah saatnya PPI Dunia memanggil dan merajut simpul yang ada untuk menyatukan suara. Agar kontribusi alumni pelajar atau mahasiswa Indonesia di luar negeri dapat bergerak secara lebih nyata dan dirasakan oleh masyarakat luas,” jelas Achyar, yang juga merupakan Mahasiswa S3 di Tianjin University, Tiongkok,

“Ini juga menjadi aspirasi rekan-rekan PPI Dunia melalui forum tinggi PPI Dunia, yaitu rapat dewan presidium dan rapat Internasional,” ungkapnya menambahkan.

Karena itu, sarasehan ini juga akan mengundang tokoh nasional lulusan perguruan tinggi luar negeri.

“PPI Dunia akan hadir sebagai host. Kita akan menggandeng JALAR (Jaringan Alumni Luar Negeri), IKRAR (Ikatan Alumni Luar Negeri), dan APPID (Alumni PPI Dunia). Kita ingin membangun konektivitas bersama yang menghubungkan potensi alumni luar negeri sehingga bisa memberikan kontribusi lebih baik untuk bangsa. Doakan saja, semoga bulan April dan Mei 2023 menjadi rangkaian kegiatan kita,” sebut Achyar Alrasyid.

Hal ini pun disambut positif oleh Hakam Junus, mahasiswa doktoral Maritime Security and Strategy (Strategic Studies/Geopolitics) di ANCORS University of Wollongong. “Di dalam IKRAR (Ikatan ALumni Luar Negeri) sudah tergabung para alumni lulusan luar negeri yang berprestasi di berbagai bidang. Seruan dari PPI Dunia ini membuat kami merasa bersemangat dan terpanggil untuk mengobarkan semangat Indonesia Emas 2045 dengan menyatukan langkah dan pikiran,” ungkap Ketua Umum IKRAR, Hakam Junus, yang juga merupakan alumni Australian National University.

Tentunya, sambung Hakam Junus, gerak kita butuh dukungan dari tokoh-tokoh nasional yang memang sudah berpengalaman. Baik tokoh akademisi, politisi, tokoh masyarakat, dan lain sebagainya.

Hal senada juga disampaikan oleh Co-Founder JALAR (Jaringan Alumni Luar Negeri) Achmad Adhitya. Ia mengatakan, perlu ada keterhubungan antar generasi yang menjadi pintu masuk para alumni muda yang baru lulus dari luar negeri dengan para seniornya yang sudah lebih dulu lulus. Dengan begitu, para pelajar lulusan baru dari luar negeri akan semakin percaya diri untuk membangun Indonesia dimasa depan.

“Indonesia Emas 2045 bukan hanya sekedar mimpi. Langkah nyatanya adalah dengan kita para senior bersatu untuk membina dan memberikan ruang bagi para alumni muda lulusan luar negeri untuk turut serta bergotong-royong membangun negeri,” ujar Adhitya, yang juga merupakan wakil rektor Universitas Nahdlatul Ulama Yogyakarta, sekaligus senior manager di Unilever.

Lebih jauh. Caretaker APPID (Alumni PPI Dunia) La Ode Mutakhir Bolu menyampaikan. “Inisiasi sarasehan para alumni ini harus kita kerjakan bersama untuk mengikat simpul silaturahmi serta mendorong pembentukan wadah alumni yang saat ini sudah digagas dan memasuki tahap perampungan,” ucap La Ode Mutakhir Bolu, yang juga merupakan alumni Master Regional Management and Economic Development di Applied University Göttingen, Jerman.

Sebagaimana diketahui, Perhimpunan Pelajar Indonesia Dunia (PPID) adalah organisasi terbesar para pelajar Indonesia di luar negeri yang terdiri dari 62 Negara dan tiga kawasan. Diantaranya, kawasan Amerika-Eropa (Amerop), Asia-Oseania, dan Timur Tengah-Afrika (Timtengka).

Ikuti media sosial Radio Heartline FM Tangerang: