Roslinda, Remaja dari Sumba Timur Terima Anugerah KPAI Sebagai Anak Inspiratif
Dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional, Roslinda (16), remaja asal Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur, menerima Anugerah Komisi Perlindungan Anak Indonesia kategori Tokoh Anak Inspiratif yang Peduli Terhadap Perlindungan Anak. Roslinda sejak 2017 secara aktif terlibat dalam berbagai kegiatan di forum anak, menyuarakan hak-hak anak di desanya, bahkan mewakili anak Indonesia untuk bersuara di forum PBB.
“Terima kasih untuk semua pihak yang telah mendukung saya. Penghargaan ini akan menjadi motivasi bagi saya dan teman-teman saya untuk terus bersemangat mengampanyekan penghapusan kekerasan pada anak,” kata Roslinda yang juga akrab disapa Oslin.
Oslin adalah anak keempat dari lima bersaudara dari Sumba Timur. Langkahnya menyuarakan perlindungan anak dimulai ketika Oslin pertama kali aktif dalam Forum Anak Desa, yang merupakan wadah bagi anak- anak di desa untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan kebijakan oleh pemerintah daerah. Saat itu, Wahana Visi Indonesia tengah mendorong pemerintah desa di wilayah dampingan untuk membuat Peraturan Desa tentang Perlindungan Anak.
Sejak itu Oslin semakin aktif dan terus mengajak teman-temannya untuk berani bersuara, hingga mereka akhirnya bisa mendorong pemerintah desa menerbitkan akta kelahiran untuk anak-anak di desanya. Sebab, saat itu hanya 20% anak saja yang memiliki akta kelahiran. Karena untuk membuat akta, warga harus pergi ke Kota Waingapu, dan tidak semua orangtua memiliki waktu maupun sumber daya untuk melakukannya, sehingga banyak anak kesulitan ketika akan melanjutkan sekolah ke tingkat SMA. Kini seluruh anak di desa tersebut (100%) telah memiliki akta kelahiran. Kini Oslin dan teman-temannya juga terus menyuarakan pentingnya perlindungan anak dari berbagai bentuk kekerasan seksual dan pernikahan dini.
Semangat Oslin ini lah yang membawanya hingga terpilih mewakili anak-anak Indonesia di markas PBB di New York 9-18 Juli 2019 dalam forum United Nations High Level Political Forum (HLPF). Tahun 2020, tepatnya pada 8 Oktober, Oslin kembali terpilih untuk menyampaikan suara anak rentan yang terdampak COVID-19 di Indonesia kepada para perwakilan negara-negara di PBB (UN Member States) secara virtual.
Di masa pandemi ini, Oslin menambahkan, semua pihak agar tetap berkomitmen untuk terus melakukan aksi penghapusan kekerasan terhadap anak. “Mari kita mendukung tema HAN tahun ini anak terlindungi Indonesia maju dengan memenuhi kebutuhan anak. Saya harap kita semua juga terus melakukan protokol kesehatan untuk melindungi diri sendiri dan orang lain,” kata Oslin.
Ketua KPAI Susanto, mengatakan bahwa proses penjaringan para penerima anugerah KPI dilakukan berdasarkan usulan pemerintah daerah dan sejumlah lembaga.
"Anugerah KPAI merupakan bentuk apresiasi kepada setiap pihak yang turut berkomitmen dalam upaya perlindungan anak. KPAI menggunakan beberapa indikator dalam penilaiannya, yaitu komitmen, diferensiasi, inovasi dan dampak pada perlindungan anak," kata Susanto.
Sementara itu, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak I Gusti Ayu Bintang Puspayoga mengatakan pemberian Anugerah KPAI ini mengingatkan kita semua bahwa kita semua, termasuk anak-anak dapat berbuat sesuatu untuk bangsa ini.
“Ini adalah penganugerahan untuk semua yang telah memberi sumbangsih untuk perlindungan anak. Anak-anak adalah masa depan kita, mereka memiliki hak- hak sebagaimana orang dewasa. Pemenuhan hak anak adalah kewajiban kita semua,” ujar Menteri Bintang Puspayoga.
Manajer Advokasi Wahana Visi Indonesia (WVI) Junito Drias menyampaikan peran anak-anak dalam melakukan perubahan ataupun dalam penyusunan kebijakan sangat mutlak.
“Mereka membangun perubahan di lingkungan mereka masing-masing dan mempengaruhi remaja-remaja lain untuk melakukan serupa,” pungkas Junito.
Oleh karena itu, Wahana Visi Indonesia yang hadir di 14 provinsi dan 58 area pelayanan di Indonesia, terus mendampingi anak-anak Indonesia untuk berani menyuarakan hak-hak mereka. (hum/yp)
Ikuti media sosial Radio Heartline FM Tangerang: