Fenomena Alpha Wife: Ketika Istri Terpaksa Memimpin
Radio Tangerang Heartline FM – Dalam dinamika rumah tangga modern, muncul fenomena yang kini semakin sering dibicarakan — “Alpha Wife”, yaitu sosok istri yang berperan dominan dalam pengambilan keputusan dan kepemimpinan keluarga. Fenomena ini tak selalu lahir dari ambisi untuk berkuasa, melainkan sering kali karena keadaan yang menuntut. Saat suami kehilangan pekerjaan, menghadapi kesulitan finansial, atau dianggap kurang tegas, banyak istri yang akhirnya “take over” peran tersebut demi menjaga kestabilan keluarga. Namun di sisi lain, posisi ini kerap menimbulkan dilema batin bagi sang istri yang merasa harus kuat sekaligus tetap ingin dilindungi.
Menurut Deny Hen, S.T., M.M., M.Si. (Family Psychology), CCP, CT – Tim Parenting Yayasan Busur Emas konselor keluarga dari Yayasan Busur Emas, secara naluriah perempuan memiliki kebutuhan untuk merasa aman dan dilindungi. Ketika ia merasa tidak bisa mempercayakan peran kepemimpinan pada suami — entah karena pengalaman masa lalu, trauma, atau kekecewaan — muncul perasaan insecure yang membuatnya cenderung mengontrol. “Insecurity itu bisa berasal dari masa kecil yang keras, pengalaman hidup penuh perjuangan, atau contoh dari orang tua yang juga memiliki dinamika serupa,” jelasnya. Akibatnya, istri menjadi terlalu menuntut dan sulit menyerahkan kendali, hingga tanpa sadar justru menciptakan jarak emosional dengan pasangannya.
Kondisi ini bisa berujung pada konflik berkepanjangan bila tidak disadari kedua belah pihak. Dalam banyak kasus, pasangan yang mengalami ketegangan akibat dominasi salah satu pihak akhirnya mencari bantuan konselor atau mediator untuk memfasilitasi komunikasi yang sehat. “Kunci utama adalah menyadari bahwa suami dan istri adalah satu tim, bukan dua pihak yang saling berkompetisi,” tambah Pak Deni. Diskusi harus dilakukan secara asertif, bukan agresif, agar tidak saling melukai dan justru memperkuat ikatan.
Meski demikian, menjadi seorang “Alpha Wife” bukan berarti hal yang negatif. Dalam situasi tertentu, justru peran kepemimpinan istri bisa menyelamatkan keluarga dari krisis. Yang penting adalah keseimbangan — bagaimana tetap bisa kuat tanpa meniadakan peran suami sebagai pemimpin rumah tangga. Karena pada akhirnya, keluarga yang sehat bukan tentang siapa yang lebih berkuasa, melainkan bagaimana keduanya mampu saling memahami, menghargai, dan berjuang bersama dalam satu visi yang sama.
Ikuti media sosial Radio Heartline FM Tangerang:
						
						