Mengajarkan Regulasi Emosi kepada Anak
Radio Tangerang Heartline FM – Regulasi Emosi membuat seseorang bisa menghadapi tantangan dengan sikap yang lebih matang dan terkontrol. Pentingnya regulasi emosi terletak pada kenyataan bahwa:
- Emosi memainkan peran besar dalam perilaku manusia, pengambilan keputusan, interaksi sosial, dan kesejahteraan psikologis. Orang yang memiliki keterampilan regulasi emosi yang baik cenderung memiliki hubungan interpersonal yang lebih baik, kinerja kerja atau akademis yang lebih efektif, dan kesehatan mental yang lebih baik.
- Selain itu, mereka lebih mampu menghadapi stres dan tantangan sehari-hari dengan cara yang lebih sehat dan lebih produktif.
Apa Konsekuensi atau dampak buruknya
Kita bisa melakukan hal-hal yang tidak baik di tempat umum, seperti marah tidak pada tempatnya. Marah itu boleh, asalkan pada waktu yang tepat, tempat yang tepat, sasaran yang tepat, alasan yang tepat, kadar yang tepat, tujuan yang tepat.
Berbagai masalah bisa timbul berikut juga komplikasi atau efek samping lainnya: baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
- Masalah Kesehatan Mental
- Masalah Interpersonal (Konflik dengan orang lain)
- Pengambilan Keputusan yang Buruk
- Masalah Kesehatan Fisik
- Perilaku Destruktif
- Kesulitan dalam Pekerjaan atau Sekolah
- Pengaruh Negatif kepada Wellbeingnya (rasa kewalahan, tidak bahagia, tidak puas, ada yang salah dengan dirinya, mengurangi kualitas hidup secara keseluruhan dan mencegah mereka dari mencapai potensi penuh mereka)
Mengajarkan Regulasi Emosi adalah sebuah proses. Dan bukan proses yang pendek namun sangat Panjang. Karena tergantung pada situasi yang dihadapi, meskipun sudah berusia 62 tahun, bila keadaan yang dihadapi sangat sulit, hal ini juga bisa sangat sulit bagi seseorang untuk merespon dengan benar. Perlu kerja sama dan sikap memahami dan berempati kepada orang lain.
Apa yang dapat kita lakukan adalah:
- Memberi Contoh (sekaligus cek temperature emosi sendiri, dan beres-beres bila perlu. Bila sudah terbentuk auto pilot, reaksi B bila kejadian A, maka carilah bantuan untuk mereprogram ulang, sehingga bisa secara conscious selanjutnya merespon dengan tepat dan bukan bereaksi langsung marah atau dibajak oleh trauma response.)
- Menamai Jenis Emosi (ada wheel of emotion)
- Membicarakan tentang Emosi (kemampuan dasar orang beda-beda)
- Latihan Relaksasi (Latihan pernafasan, stretching, tapping, visualisasi dll)
- Mengakui Emosi Anak (awal mula masalah emosi orang dewasa adalah suppress)
- Menciptakan Situasi yang Mendukung (mengajarkan venting emosi yang benar)
- Mengajarkan Problem Solving
- Menggunakan karakter dalam buku cerita
- Realistis dalam ekspektasi
- doakan
Mengajarkan keterampilan untuk meregulasi emosi kepada anak adalah sebuah proses yang membutuhkan niat di depan. Niat ini tidak juga bisa kita dapatkan bila kita tidak mengerti dulu; sehingga bisa timbul kesadaran akan hal itu. Sebagai orang tua butuh kesabaran dan juga konsistensi sehingga ini bisa sustainable, berkelanjutan, diteruskan sampai ke cucu. Jadi dimulai dari diri orang tua dengan cara, perlu mengambil waktu untuk introspeksi diri mengenai kemampuan diri sendiri. Mungkin ada yang perlu dihentikan di diri kita sehingga terjadi transformasi generasi.
Ikuti media sosial Radio Heartline FM Tangerang: