Pornografi – Bahaya Merusak Otak
Radio Tangerang Heartline FM – Dalam siaran PERASA (Perlindungan Generasi Anak Bangsa) di HeartlineFM, Pak Hasudungan Manurung, SH, MH, seorang praktisi hukum, dan Ibu Haryati PH, penginisiasi Gerakan Ramah Anak, membahas dampak serius pornografi pada otak dan generasi muda. Topik ini bertujuan untuk mengedukasi dan mengingatkan orang tua serta masyarakat tentang bahaya pornografi, terutama dalam memengaruhi perkembangan mental dan perilaku anak-anak dan remaja.
ADVERTISEMENT
Pornografi di masa kini sangat mudah diakses, bahkan oleh anak-anak, baik melalui internet maupun media sosial. Dalam siaran ini, Pak Hasudungan menekankan bahwa paparan pornografi pada usia dini memiliki konsekuensi yang merusak. Salah satu bahaya utamanya adalah perubahan neurologis yang terjadi pada otak anak dan remaja yang belum sepenuhnya berkembang. Pornografi dapat mengubah struktur otak, terutama pada bagian yang mengendalikan fungsi pengambilan keputusan dan kontrol impuls, yang menyebabkan gangguan perilaku serta ketergantungan.
ADVERTISEMENT
Ibu Haryati PH menggarisbawahi dampak negatif pornografi pada perkembangan psikologis anak. Konsumsi konten pornografi mengubah persepsi dan harapan tentang hubungan sosial dan intim. Anak-anak yang sering terpapar pornografi rentan mengalami kesulitan dalam memahami batasan sosial, perasaan menghargai orang lain, serta empati. Dalam jangka panjang, hal ini dapat menyebabkan masalah dalam hubungan interpersonal dan sosial mereka. Paparan pornografi juga memicu produksi dopamin dalam jumlah tinggi di otak, yang memberikan efek kecanduan serupa dengan narkoba. Efek kecanduan ini membuat anak atau remaja semakin sulit menghentikan kebiasaan mengonsumsi konten tersebut dan mempengaruhi keseharian mereka. Mereka menjadi cenderung menarik diri, mengalami masalah emosional, dan menurunnya prestasi akademik.
ADVERTISEMENT
Siaran ini menekankan pentingnya perlindungan anak dari paparan pornografi, dimulai dari keluarga dan lingkungan terdekat. Pak Hasudungan menjelaskan bahwa dalam konteks hukum, akses terhadap konten pornografi di kalangan anak-anak dapat diatasi dengan regulasi dan perlindungan yang lebih ketat. Orang tua disarankan untuk memperhatikan aktivitas daring anak-anak mereka serta mengedukasi mereka tentang bahaya konten pornografi sejak dini. Selain itu, Ibu Haryati mendorong pendekatan ramah anak dalam menangani kasus yang terkait dengan kecanduan pornografi. Melibatkan anak dalam kegiatan positif dan komunikasi yang sehat antara orang tua dan anak dapat membantu mengalihkan perhatian dari hal-hal negatif serta membangun ketahanan mental anak terhadap konten yang tidak pantas.
Dalam penutup siaran ini, narasumber mengingatkan bahwa mencegah paparan pornografi pada anak adalah langkah besar untuk melindungi generasi muda dari bahaya yang dapat merusak masa depan mereka. Orang tua, pendidik, dan masyarakat diharapkan dapat bersinergi dalam menjaga anak-anak dari bahaya pornografi demi kesehatan mental dan fisik yang lebih baik.
Ikuti media sosial Radio Heartline FM Tangerang: