26 April 2021

Bupati Tangerang Ajak Anak Muda untuk Kurangi Sampah, Khususnya Sampah Elektronik

Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar mengajak anak muda untuk bersama-sama bergerak mengurangi sampah, khususnya sampah elektronik. Menurut Bupati, sampah elektronik harus dikelola dengan baik dan juga sesuai. Karena pembuangan yang dilakukan secara sembarangan akan berdampak pada kesehatan lingkungan.

Bupati Zaki mengatakan, jika setiap orang menghasilkan sampah elektronik maka setelah diakumulasi jumlahnya akan menjadi besar.

Jika populasi 4 juta penduduk, kalau satu orang menghasilkan setengah kilo sampah perhari, berarti di Kabupaten Tangerang ada 2000 ton sampah perhari. Ini menjadi PR bukan hanya Pemda, tetapi juga untuk komunitas dan masyarakat,” ujar Bupati Zaki, pada webinar bertajuk “Starting Your Bright Idea: Preserving Earth Day through Intergenerational Collaborations” bersama EwasteRJ, Sabtu (24/4).

Ia juga menjelaskan bahwa Pemerintah Daerah (Pemda) hanya dapat mengelola 600 hingga 800 ton saja, dan sisa dari sampah elektronik tersebut jika tidak dikelola dapat berakhir di tanah kosong, sungai, irigasi dan juga di tempat yang tadinya tidak terawat.

Sebelumnya, sekelompok warga di Kabupaten Tangerang dipekerjakan sebagai pemilah sampah elektronik, namun karena minimnya informasi maka sampah-sampah yang tidak terpakai dan punya nilai ekonomis dibakar dilokasi pemilahan, dan dilakukan penutupan pada tahun 2016.

Hal tersebut tidak hanya menimbulkan polusi udara, tetapi juga menimbulkan polusi air, polusi tanah, serta berdampak terhadap kesehatan dan tidak menutup kemungkinan untuk terjadi di tempat lain. Inilah yang menjadi semangat dan tekad Bupati Zaki untuk kemudian mengedukasi masyarakat terlebih dahulu.

Alhamdulillah setelah gerakan ini, banyak sekali yang mau sukarela ikut berperan di Kabupaten Tangerang untuk kemudian mencoba memilah sampah dan mengantarkan ke drop box yang sudah disediakan di tempat-tempat yang masyarakat bisa sekaligus melaksanakan kegiatan umum dan kegiatan sosial lainnya, seperti di mall-mall, kantor Kecamatan, dan beberapa tempat, termasuk sekolah-sekolah,” lanjutnya.

Sebelum gerakan EwasteRJ berjalan, di Kabupaten Tangerang juga sudah ada gerakan peduli sampah yang dimulai dari sekolah. Salah satunya, gerakan Kurangi Sampah Sekolah Kita atau Kurasaki untuk menekan sampah di sekolah. Dan hal Ini menjadi model bagi kita semua untuk gerakan yang lebih luas lagi.

Bupati Zaki juga mengatakan kondisi pandemi ini membuat kita semakin membutuhkan gadget untuk berhubungan tanpa bertemu secara fisik, dan meningkatnya pemesanan online yang menghasilkan banyak sampah.

Adanya pandemi COVID-19 ini ternyata juga membuat kita membutuhkan semakin banyak gadget untuk berhubungan dengan lingkungan atau orang-orang tanpa bertemu secara fisik. Masyarakat jadi lebih sering melakukan pemesanan online dan semakin banyak sampah yang dihasilkan karena terdapat packaging (plastik, box, bahkan sterofoam),” ucap Bupati Zaki.

Ia menilai perlu adanya gerakan kedepan bagaimana kita bisa meminimalisir penggunaan barang-barang yang nantinya menjadi sampah. Bupati Zaki berharap saat ini kita semua dapat sama-sama bergerak untuk kemudian memberikan edukasi kepada masyarakat bahwa sampah ini seyogyanya harus dikumpulkan terlebih dahulu dan dibuang ke tempat atau industri yang memang punya sertifikat untuk mengelola sampah. (hum/yp)

Ikuti media sosial Radio Heartline FM Tangerang: