12 March 2024
Pilot Ketiduran

Kronologi Pilot Batik Air Ketiduran PP Jakarta-Kendari

Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) telah melakukan investigasi mendalam soal kasus pilot dan kopilot maskapai Batik Air yang tidur bersamaan selama hampir 30 menit saat pesawat terbang dari Kendari Sulawesi Tenggara (Sultra) ke Jakarta. Dalam laporannya, KNKT merinci kejadian secara runut di kokpit pesawat, termasuk saat pilot dan kopilot tertidur secara bersamaan.

Dalam laporan pendahuluan (preliminary report) investigasi penerbangan KNKT, dijelaskan peristiwa pilot dan kopilot yang tertidur bersamaan ini terjadi pada 25 Januari 2024.Tepatnya di pesawat Batik Air jenis Airbus A320 dengan kode registrasi PK-LUV, pesawat itu memiliki rute penerbangan Jakarta-Kendari PP.

“Pada tanggal 25 Januari 2024, sebuah pesawat Airbus A320 registrasi PK-LUV dioperasikan sebagai penerbangan penumpang terjadwal dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta Jakarta menuju Bandara Halu Oleo Kendari dan mengarah untuk kembali (ke Jakarta). Pesawat ini dioperasikan oleh dua pilot dan empat pramugari,” tulis KNKT membuka laporannya, dikutip Minggu (10/3/2024).

Dua pilot yang bertugas di kokpit itu memiliki jabatan sebagai pilot utama atau pilot in command (PIC) dan kopilot atau second in command (SIC). Keduanya berbagai peran sebagai pilot penerbang utama atau pilot flying (PF) dan peran pilot pendamping atau pilot monitoring (PM).

Baca juga: Sukacita Natal Di GAB CWCC Bersama Pilot Mafella

Khusus dalam penerbangan menuju Kendari dari Jakarta, PIC memiliki peran sebagai PF dan SIC memiliki peran sebagai PM.

Dalam laporan KNKT, SIC sebetulnya sudah mengaku kurang beristirahat kepada PIC. Saat itu semua kru, termasuk pilot dan pramugari sudah bersiap sejak pukul 01:25 WIB untuk persiapan terbang pukul 02:55 WIB di Jakarta.

“Selama persiapan penerbangan, SIC mengabarkan PIC bahwa dia kurang istirahat,” tulis laporan KNKT.

Pesawat pun lepas landas pada pukul 3:14 WIB. Setelah posisi pesawat sudah terbang di atas ketinggian 36.000 kaki di udara, PIC menawarkan SIC untuk beristirahat. Tawaran itu diterima, SIC pun beristirahat di kokpit sekitar 30 menit.

Selanjutnya, perjalanan berjalan seperti biasa hingga akhirnya pesawat tiba di Kendari pukul 07.11 WITA. SIC bangun dari tidurnya di saat yang tepat sebelum pendaratan dimulai.

Pesawat Kembali ke Jakarta

Setelah pendaratan selesai dilakukan, sekitar satu jam kemudian pesawat harus kembali ke Jakarta lagi, kira-kira 08.05 WITA pesawat harus kembali terbang. Kedua pilot yang tadi menerbangkan pesawat sejak dini hari, hanya beristirahat di kokpit sambil menikmati mi instan kemasan cup.

Penerbangan kembali ke Jakarta pun dilakukan, kedua pilot bertukar peran. SIC yang sempat tertidur tadi berganti peran sebagai pilot utama atau PF. Sementara PIC yang belum tidur, menjalankan peran sebagai PM.

Pesawat pun berhasil lepas landas tanpa masalah tepat pada waktunya. Kemudian, pada pukul 08.37 WITA, saat pesawat sudah berada di atas ketinggian 36.000 kaki, kedua pilot melepas headset mereka dan menyalakan pelantang (loudspeaker) dengan volume yang dikeraskan.

Di momen ini, PIC yang memiliki peran PM dan belum sempat tidur di penerbangan pertama dari Jakarta ke Kendari meminta izin untuk tidur kepada SIC. Izin diberikan, PIC tidur di kokpit dan SIC pun punya peran ganda sebagai PF dan PM.

PIC akhirnya terbangun dari tidurnya pada pukul 09.22 WITA, pada saat itu PIC sempat menawarkan SIC untuk bergantian tidur. Namun, SIC menolak untuk tidur, 30 detik kemudian PIC melanjutkan tidurnya setelah berbincang sebentar dengan SIC. Beberapa menit setelah momen ini lah, insiden pilot dan kopilot Batik Air ini tertidur secara bersamaan saat terbang terjadi.

SIC pun melanjutkan pekerjaan dobelnya sebagai PF sekaligus PM pada penerbangan tersebut. Dia sempat meminta pusat kontrol area atau area control center (ACC) Makassar untuk terbang menuju 250 derajat. ACC Makassar menginstruksikan pesawat untuk menghubungi ATC Jakarta atau ACC Jakarta.

Sekitar pukul 09:43 WITA, SIC berkomunikasi dengan ACC Jakarta dan mendapatkan instruksi arah terbang pesawat. Instruksi itu pun diterima dan dilakukan SIC, namun komunikasi tak berjalan mulus karena ACC Jakarta sempat tak mendapatkan respons dari SIC setelah memberikan instruksi terbang selama 10 detik. Dari sini lah SIC nampaknya mulai ngantuk dan tertidur secara tidak sengaja.

Benar saja, 13 menit kemudian ACC Jakarta sama sekali tak mendapatkan respons saat melakukan kontak dengan pesawat. Diduga kedua pilot tertidur secara bersamaan di dalam kokpit saat pesawat sedang terbang.

Pesawat Keluar Jalur

Selanjutnya, 14 menit setelah kontak ACC Jakarta tak direspons, PIC terbangun dari tidur. Setelah terbangun, PIC baru sadar bahwa pesawat sudah tidak lagi dalam jalur penerbangan yang benar dan mendapati SIC yang memiliki peran ganda sebagai PF dan PM tertidur.

PIC yang melihat kopilotnya sudah tidur akhirnya membangunkan kawannya itu. Kemudian, PIC memberi tahu ACC Jakarta pesawatnya mengalami masalah radio komunikasi dan saat ini masalah itu sudah beres.

Pesawat kemudian terbang dan syukurnya bisa mendarat di Jakarta dengan lancar dan aman. KNKT menyebutkan tidak ada korban jiwa dari kejadian ini, pesawat juga tidak mengalami kerusakan.

“Tidak ada yang terluka pada peristiwa ini dan tidak ada kerusakan di pesawat,” tulis KNKT dalam laporannya.

Total ada 28 menit pesawat kehilangan kontak, dihitung sejak transmisi terakhir terekam dari SIC. Di waktu ini lah kedua pilot disebut tertidur secara bersamaan.

 

Source: detik.com

Ikuti media sosial Radio Heartline FM Tangerang: