Puluhan Ribu Anak Jadi Yatim Piatu; Apa yang Bisa Kita Bantu?
Namanya Alfiano Dava Raharjo. Anak ini baru berusia 10 tahun. Ia tinggal di Kutai Barat, Kalimantan timur. Di usinya yang masih hijau, Alfiano harus menerima kenyataan pahit. Kedua orang tuanya harus meninggalkannya untuk selamanya karena terinfeksi virus covid-19.
Ibunda Alfiano meninggal dunia pada tanggal 19 juli yang lalu saat ia mengandung bayi di rahimnya di usia 6 bulan. Berselang sehari, ayah Alfiano yang menyusul istrinya. Ia menghembuskan nafas terakhir karena serangan yang mematikan dari virus Covid-19. Dalam usia belianya, Alfiano yang masih duduk di kelas tiga sekolah dasar ini harus hidup sebatang kara.
Ternyata Alfiano tidak sendirian. Data yang terhimpun dari Satgas Covid sudah ada belasan ribu anak yang menjadi yatim atau yatim piatu karena kedua orang tuanya meninggal akibat covid. Bahkan beberapa Lembaga Swadaya Masyarakat menilai masih banyak anak-anak yang kehilangan orang tuanya tetapi belum terdata. Tidak hanya kehilangan kedua orang tuanya bahkan anak-anak sendiri banyak yang menjadi korban covid setidaknya tercatat ada sekitar 350 ribu anak yang positif covid dan diantaranya ada 777 anak yang meninggal dunia.
Salah satu anak yang mengalami kenyataan yang pahit karena ditinggal pergi oleh orang tuanya adalah yang dialami warga Periuk Jaya Permai, Kota Tangerang, adalah kakak beradik bernama Denas Wahid yang baru berusia 12 tahun dan Ramdani yang berusia 19 tahun. Mereka berdua kehilangan orang tuanya karena keganasan virus Covid hanya dalam waktu satu minggu. Ibundanya meninggal pada tanggal 9 juli lalu dan seminggu kemudian ayahnya menyusul. Tidak hanya itu, kepedihan kedua kakak beradik ini bertambah saat nenek mereka juga meninggal tidak berselang lama.
Kisah sedih lainnya juga dialami oleh Azhar Al Ghifari Putra Setiawan yang berusia 8 tahun dari Sukoharjo, Jawa Tengah. Azhar ditinggal pergi oleh kedua orang tuanya hanya selang beberapa hari, pada tanggal 21 juli kemarin setelah mereka berdua berjuang melawan covid-19. Kini Azhar diasuh oleh bibinya. Sejak orangtuanya meninggal, Azhar kerap menangis, menyendiri, dan melamun.
Masa-masa seperti ini memang masa-masa yang tidak mudah. Hati kita tidak sanggup saat harus melihat anak-anak ini kehilangan masa kegembiraaan mereka dan harus menerima kenyataan yang getir ditinggal pergi untuk selamanya oleh orang tua mereka. Dalam waktu-waktu yang berat seperti ini tentu anak-anak ini membutuhkan uluran tangan kita semua untuk meringankan beban dan penderitaan mereka.
Kementerian Sosial sendiri kemarin memberikan keterangan sedang merancang bantuan untuk anak yatim akibat pandemi Covid-19. Mensos Ibu Risma mengatakan pihaknya sudah berbicara dengan menteri keuangan agar bisa mendukung anggaran. Karena menurut Risma, Bantuan untuk anak-anak tersebut menjadi kewajiban negara sebagaimana amanat konstitusi pada Pasal 34 UUD 1945, bahwa fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara. Risma juga akan melibatkan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional dalam skema bantuan.
Tentu tidak bisa kita menggantungkan semuanya kepada pemerintah. Kita pun bisa bertanya kepada diri kita masing-masing, Apa yang bisa kita lakukan untuk menolong puluhan ribu anak-anak Indonesia ini?
Dengarkan selengkapnya:
[soundcloud id=’1111518526′ artwork=’true’ mini=’false’]