Jejak Perjuangan Rafael Kristoforus Yanto, Peraih Medali Perak IMO 2023
Bagi Rafael Kristoforus Yanto, siswa SMAK PENABUR Gading Serpong, matematika adalah mata pelajaran favoritnya sejak kecil. Keberhasilannya meraih medali perak pada ajang the 64th International Mathematical Olympiad (IMO) yang digelar di Chiba, Jepang pada 2 – 13 Juli 2023, menjadi salah satu pembuktian kecintaannya pada cabang ilmu pasti itu.
Membawa pulang medali perak, diakui Rafael tidaklah semudah membalik telapak tangan. Ia berjuang untuk belajar dan mengikuti berbagai kompetisi sejak SD, salah satunya Olimpiade Sains Nasional (OSN) jenjang SD dan berhasil mendapatkan medali perak. “Dengan kerja keras didukung oleh guru dan pembina, kemampuan saya semakin hari terus meningkat, sehingga bisa terus mengikuti OSN SMP dan SMA, bahkan hingga olimpiade tingkat internasional. Pada IMO tahun lalu, saya berhasil meraih medali perak.” cerita Rafael.
Pada IMO 2023, Rafael bersama lima temannya yang tergabung dalam tim Indonesia telah mengikuti berbagai rangkaian seleksi yang panjang untuk dapat mencapai prestasi. Mulai dari seleksi tingkat sekolah, OSN, hingga akhirnya melalui tiga tahap pelatihan nasional. Disini, Rafael giat berlatih menggunakan soal-soal lomba dari berbagai sumber di internet.
“Persiapan saya untuk IMO sendiri sekitar enam bulan, tapi perjalanan saya pada IMO 2023 sudah dimulai sejak awal, yakni ketika saya pertama kali tertarik mengikuti olimpiade matematika.” ujar Rafael.
Selama mempersiapkan diri banyak tantangan yang dihadapi Rafael, salah satunya tidak mampu menjawab soal. Namun, Rafel menanggapi hal tersebut dengan bijaksana, “Ini sangat umum terjadi bahkan bagi teman-teman peserta olimpiade yang paling berpengalaman. Bagi saya, cara mengatasinya adalah tidak usah panik dan kerjakan sedikit demi sedikit menggunakan petunjuk dari guru di sekolah maupun pembina pada pelatihan nasional.” tuturnya.
IMO 2023 berlangsung selama dua hari untuk pengerjaan soal, pada masing-masing hari peserta mengerjakan tiga soal berbentuk uraian yang harus diselesaikan dalam kurun waktu 4,5 jam. “Meskipun jumlah soal sedikit, tes ini sama sekali tidak mudah karena merupakan jenis soal baru yang membutuhkan pemahaman dan kreativitas tinggi dalam mengerjakannya.” tutur Rafael. Ia bersyukur karena sudah berlatih berbagai jenis soal secara rutin, sehingga mampu berinovasi dalam memecahkan soal yang disajikan.
IMO merupakan olimpiade sains internasional tertua di dunia yang dilaksanakan setiap tahunnya untuk siswa SMA. IMO pertama kali diselenggarakan pada 1959 di Rumania. Pada the 64th International Mathematical Olympiad (IMO) diikuti 112 negara dengan jumlah peserta lebih dari 600 siswa SMA.
Selama dua belas hari dalam rangka mengikuti IMO 2023 di Jepang, tentunya Rafael dan rekan satu tim tidak hanya mengikuti lomba semata. Disana, Ia bisa menjalin pertemanan dengan teman-teman dari negara lain dan saling berdiskusi, jalan-jalan, pergi ke Tokyo Disneyland, berbelanja, melakukan berbagai hal seru lainnya yang begitu berharga dan tak terlupakan.
Sisi lain Rafael
Selain sibuk belajar dan mempersiapkan diri mengikuti olimpiade, pada waktu luang Rafael juga sama seperti siswa lainnya. Ia memilih untuk rileks dengan mendengarkan musik, menonton YouTube, bermain valorant, piano, dan belajar coding sebagai hobi.
Rafael pun pernah ditunjuk sebagai ketua panitia lomba Brilliant Competition ke-13 yang diselenggarakan sekolah, “Pengetahuan mengenai berbagai lomba cukup membantu dalam kegiatan ini dan memberikan pengalaman berharga bagi saya. Di samping itu, saya turut aktif di ekstrakurikuler programming dan kolintang.” ujar Rafael.
“Mungkin sampai saat ini masih ada teman-teman yang tidak menyukai matematika. Bagi saya itu terjadi karena cara pengajaran ataupun belajar yang kurang menarik, sehingga membuat kalian mudah jenuh dan sulit memahami materi. Bagi saya cara terbaik belajar matematika adalah belajar di luar jam sekolah, bisa dengan menonton YouTube misalnya dan memilih topik-topik yang jelas serta informatif. Ingat teman-teman, belajar matematika tujuannya bukan hanya sekedar menghafalkan rumus dan mendapatkan nilai bagus di sekolah, tetapi untuk mengasah kemampuan problem solving.” jelas Rafael.
“Jadi, pelajarilah matematika dengan bebas dan gunakan imajinasimu, maka matematika bukan lagi sesuatu yang ditakuti, tetapi sesuatu yang dikagumi.” tutup Rafael dengan kata mutiara.
Rafael merupakan salah satu siswa BPK PENABUR Jakarta yang memiliki profil BEST (Be Tough, Excel Worldwide, Share with Society, Trust in God). Be Tough, memiliki jati diri, spiritualitas, dan karakter kristiani yang utuh dan tangguh. Excel Worldwide, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, menguasai bahasa internasional dan memiliki jiwa kepemimpinan untuk tujuan positif.
Ikuti media sosial Radio Heartline FM Tangerang: